Pilihan Jenis Terapi Bagi Anak Down Syndrome

Terapi Anak Down Syndrome

Terapi Anak Down Syndrome – Down syndrome merupakan salah satu tipe keterbelakangan mental yang cukup sering terjadi. Kondisi seperti ini terjadi pada anak-anak yang terlahir dengan jumlah kromosom yang tidak normal.

Kondisi ini mengakibatkan sang anak mengalami keterbelakangan mental, kondisi fisik yang khas, dan kemampuan intelektual yang berada di bawah rata-rata. Anak-anak yang menderita down syndrome juga biasanya memiliki ciri fisik yang terbilang mirip.

Sama halnya seperti terlahir tanpa memiliki tangan, sampai ia dewasa pun tangannya tidak akan tumbuh. Begitu pula penderita down syndrome. Jumlah kromosom yang tidak normal tidak akan berubah hingga ia dewasa, sehingga gangguan ini tidak bisa disembuhkan.

Akan tetapi, bukan berarti kelainan ini sama sekali tidak bisa ditangani. Anak-anak penderita Down syndrome juga tetap bisa hidup bahagia. Gejala-gejala yang ia alami dapat ditekan melalui proses terapi anak Down syndrome. Berikut ini beberapa jenis terapi untuk menangani Down syndrome.

Terapi Anak Down Syndrome yang Paling Harus Dilakukan

Pada dasarnya, ada 2 jenis metode terapi bagi anak penderita Down syndrome. Terapi ini merupakan jenis terapi yang paling utama dan sangat penting untuk dilakukan. Selain itu, terapi ini juga sudah digunakan sejak dahulu.

#1. Terapi Fisik (Physio Therapy)

Otot yang dimiliki oleh penderita Down syndrome sangat lemah. Bahkan untuk berjalan sekalipun, kondisi otot tersebut tidak memungkinkannya. Oleh karena itu, jenis terapi fisik inilah yang menjadi solusi. Dengan terapi fisik ini, penderita Down syndrome akan dilatih, dibantu, dan didukung agar mampu berjalan dengan baik.

#2. Terapi Wicara

Selain memiliki otot yang lemah, anak-anak penderita Down syndrome juga sering kali mengalami keterlambatan dalam berbicara. Melalui proses terapi wicara ini, mereka akan dibantu dalam memahami kosa kata dan berbicara.

Terapi Anak Down Syndrome Dengan Brainking Plus

Selain menerapkan kedua jenis terapi tadi, dibutuhkan pula asupan nutrisi ke otak untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Jika gangguan pada tumbuh kembangnya tidak ditangani, maka pemberian terapi akan kurang efektif tentunya.

Oleh karena itu, Brainking Plus dibuat untuk menangani masalah ini. Brainking Plus bekerja secara holistik dan langsung memperbaiki sumber kerusakannya. Brainking Plus juga memberikan asupan nutrisi terbaik ke otak demi mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

Brainking Plus sendiri merupakan produk herbal terbaik dan “pakar” dalam menangani berbagai masalah gangguan perkembangan, otak, dan juga syaraf. Produk ini juga dikenal sebagai pelopor vitamin otak di Indonesia.

Brainking Plus terbuat dari 100% bahan-bahan alami. Bahan-bahan tersebut diseleksi demi memperoleh kualitas terbaik. Dengan begitu, Brainking Plus sangat efektif dalam menangani berbagai masalah perkembangan dan tentunya aman dikonsumsi.

Tidak hanya efektif dalam menangani anak-anak penderita Down syndrome. Brainking Plus juga telah terbukti sangat baik dalam mengatasi autisme, ADHD (anak hiperaktif), cerebral palsy, dan berbagai masalah perkembangan lainnya.

Berikan Brainking Plus secara rutin untuk anak yang mengalami down syndrome. Sudah banyak sekali penderita Down syndrome yang tertolong dengan produk ini. Memberikan Brainking Plus yang dibarengi dengan terapi tentunya akan memaksimalkan penanganan Down syndrome ini.

Jenis Terapi Lainnya Untuk Mengoptimalkan Tumbuh Kembangnya

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, variasi terapi untuk anak yang mengalami down syndrome semakin banyak. Bahkan terapi-terapi tersebut dibuat semakin spesefik dalam menangani gejala-gejala tertentu demi memperoleh hasil terbaik

Beberapa terapi lain yang dianjurkan antara lain:

  • Terapi Okupasi
  • Terapi Tingkah Laku
  • Terapi Remedial
  • Terapi Sensori Integrasi

Terapi Alternatif

Lebih dari itu, saat ini dikenal pula terapi alternatif. Terapi ini memberikan solusi penanganan dengan cara-cara yang tergolong unik namun tetap efektif dalam menangani gejala Down syndrome ini. Berikut beberapa jenis Terapi alternatif bagi anak Down syndrome:

  • Terapi Musik
  • Terapi Craniosacral
  • Terapi Lumba-lumba
  • Terapi Akupuntur

Mengenali Gejala Anak Autis Sejak Dini

gejala autis

Mengenali Gejala Anak Autis Sejak Dini – Sebagai orang tua, memperhatikan tumbuh kembang anak adalah hal yang sudah sepatutnya dilakukan. Ada baiknya kita mempelajari gejala-gejala yang timbul jika ada gangguan perkembangan pada buah hati kita. Misalnya seperti memahami gejala anak autis.

Autis atau autisme merupakan salah satu bentuk gangguan tumbuh kembang pada anak yang terbilang kompleks. Perkembangan syaraf akan terganggu dan mempengaruhi kemampuannya dalam berinteraksi, bertingkah laku, serta berkomunikasi.

Mengetahui gejala-gejala autis pada anak perlu dilakukan sedini mungkin. Dengan begitu, sebagai orang tua, kita dapat segera melakukan penanganan selagi gangguan ini masih dapat ditangani. Harapannya, anak tersebut masih dapat dioptimalkan tumbuh kembangnya, atau setidaknya gejala anak autis yang dialaminya dapat ditekan.

Ciri Umum dan Gejala Anak Autis

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Autisme merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi anak dalam kemampuan berinteraksi, prilaku, serta komunikasi. Oleh sebab itu, gejala-gejala yang timbul pun tidak akan jauh dari 3 hal tersebut.

Ada cukup banyak gejala autisme yang dapat diketahui. Berikut ini merupakan beberapa gejala anak autis yang cukup umum dan sering terjadi.

#1. Gejala Anak Autis Dalam Hal Komunikasi

Akibat gangguan perkembangan yang dialaminya, anak penderita autisme memiliki gangguan dalam berkomunikasi. Penderita autisme biasanya berbicara dengan intonasi yang datar, terkesan kaku, dan terkadang menggunakan bahasa baku. Seolah-olah mereka tidak dapat mengungkapkan ekspresi yang mereka rasakan sendiri.

Menurut data yang ada, 4 dari 10 anak penderita autis hanya mampu mengucapkan beberapa kata saja atau tidak bisa sama sekali. 2 Hingga 3 anak mampu mengucapkan beberapa kata pada usia 12-18 bulan, kemudian kehilangan kemampuannya. Sedangkan sisanya baru mampu berbicara saat mencapai usia tertentu.

#2. Gejala Dalam Tingkah Laku

Anak penderita autis biasanya memiliki tingkah laku yang terlihat cukup aneh. Di antaranya adalah terdapat suatu pola yang diulang-ulang dalam prilakunya. Mereka akan merasa terganggu apabila terjadi perubahan pada rutinitasnya.

Salah satu contoh yang cukup sering terjadi pada anak autis adalah menyusun benda. Sering kali, mereka sangat gemar menyusun atau menumpukkan benda-benda yang sebenarnya tak ada gunanya. Namun mereka sangat terobsesi pada aktifitas seperti itu.

#3. Gejala Dalam Berinteraksi Sosial

Anak-anak autis terlihat seperti memiliki dunianya sendiri. Mereka tidak terdorong untuk berinteraksi dan bersosial dengan lingkungannya. Mulai dari sebatas merasa canggung ketika berkumpul, mengeluarkan perkataan yang menyinggung orang lain, hingga benar-benar memisahkan diri dari kehidupan bersosial.

Saat diajak berkomunikasi, penderita autis akan menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya. Selain itu, mereka juga tidak menyukai bergaul dengan teman-teman seusianya dan lebih memilih bermain seorang diri.

#4. Gejala Anak Autis Dalam Kepekaan Terhadap Lingkungan

Bukan hanya tidak memiliki kemampuan dalam berinteraksi sosial, anak-anak autis juga tidak memiliki empati terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.

Akan tetapi, kemampuan berempati ini masih dapat diatasi melalui terapi. Mereka perlu dilatih perlahan-lahan supaya lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya dan lebih mempertimbangkan perasaan orang lain.

#5. Gejala Dalam Perkembangan

Anak penderita autis sering kali terlihat tidak seimbang dalam tumbuh kembangnya. Dalam beberapa hal, mereka akan terlihat dapat berkembang dengan sangat cepat. Namun dalam hal lainnya, mereka justru akan terlihat sangat lamban.

Salah satu kasus yang cukup sering terjadi adalah perbandingan perkembangan intelektual dengan perkembangan bicaranya. Dalam bidang intelektual, mereka sangat cepat menguasainya. Namun dalam berkomunikasi, mereka akan cenderung tampak tidak mengalami perkembangan.

Faktor-faktor Penyebab Autis Pada Anak

Faktor-faktor Penyebab Autis Pada Anak

Faktor-faktor penyebab autis pada anak – Penelitian mengenai autisme sudah sangat sering dilakukan. Namun sayangnya, hingga saat ini penyebab autis pada anak masih belum bisa diketahui secara pasti. Penelitian masih perlu dilakukan lebih lanjut lagi untuk mengetahui apa penyebab utama autis pada anak.

Menurut data yang ada, sekitar 85% anak-anak penderita autis tidak diketahui penyebabnya. Kondisi tersebut dikenal juga dengan istilah idiopathic autism. Walaupun begitu, para ilmuwan juga sudah menduga beberapa faktor yang dianggap berpotensi menjadi pemicu terjadinya autis pada anak.

Seperti yang kita ketahui, autisme merupakan suatu kondisi pada anak dimana terdapat gangguan pada perkembangan sel syarafnya. Akibatnya, hal itu akan mempengaruhi kemampuan sang anak dalam berkomunikasi, tingkah laku dan berinteraksi sosial.

Penyebab Autis Pada Anak

Faktor keturunan (genetika) dan faktor lingkungan diduga mempunyai peranan penting dalam menyebabkan autisme pada anak. Namun pada kasus-kasus lainnya, autisme pada anak juga dapat dipicu karena penyakit lainnya.

Penyebab Autis Pada Anak Karena Faktor Keturunan (Genetika)

Para ahli menduga bahwa faktor keturunan merupakan salah satu pemeran utama dalam menyebabkan autisme pada anak. Hal tersebut diakibatkan karena adanya peningkatan resiko autis pada anak-anak yang memiliki saudara pengidap autis pula.

Hal itu juga terbukti melalui fakta banyaknya pengidap autisme pada anak kembar identik yang memiliki gen serupa. 90% Anak pengidap autis memiliki saudara kembar yang mengidap autis pula. Selain itu, jika seorang anak memiliki saudara yang mengidap autisme, maka ia juga memiliki potensi lebih tinggi untuk mengidap autisme.

Penyebab Autis Pada Anak Karena Faktor Lingkungan

Selain faktor keturunan (genetika), faktor lainnya yang diduga memiliki peranan penting dalam menyebabkan autisme adalah faktor lingkungan. Walaupun masih dalam proses penelitian lebih lanjut, namun faktor lingkungan diduga kuat mampu memicu autisme pada anak.

Faktor lingkungan yang dimaksud meliputi banyak hal, di antaranya adalah kondisi usia orang tua, riwayat kesehatan keluarga, komplikasi ketika masa kehamilan dan kelahiran, hingga infeksi virus, racun serta polusi yang mencemari lingkungan sekitarnya.

Faktor-faktor Lainnya yang Juga Diduga Menjadi Penyebab Autis Pada Anak

Faktor-faktor yang menyebabkan seorang anak mengidap autis sering kali berbeda-beda kondisinya. Itulah sebabnya para ahli kesulitan untuk memastikan faktor penyebab utama autis pada anak. Autisme diduga timbul dan dipicu oleh faktor-faktor yang berbeda pada setiap pengidapnya.

Melihat kasus-kasus pengidap autisme yang telah ada, para ahli mulai menyimpulkan beberapa faktor lain yang juga diduga dapat memicu terjadinya autisme pada anak. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

  • Melihat autisme yang lebih banyak dialami oleh anak laki-laki, para ahli mengungkapkan bahwa anak laki-laki berpotensi 4 hingga 5 kali lebih besar terserang autisme ketimbang anak-anak perempuan.
  • Orang tua yang mengidap autisme berisiko memiliki anak pengidap autisme pula. Kadang kala, autisme juga dipicu karena orang tua atau riwayat keturunan sebelumnya memiliki gangguan komunikasi dan sosial.
  • Mengkonsumsi beberapa jenis obat-obatan kimia, minuman keras, dan sebagainya selama dalam masa kehamilan juga diduga dapat menjadi penyebab autisme pada anak.
  • Autisme juga dapat timbul karena dipicu oleh gangguan-gangguan perkembangan lainnya seperti Cerebral Palsy (lumpuh otak), down syndrome, sindrom Tourette, neurofibromatosis, distrofi otot, dan lain sebagainya.
  • Bayi yang terlahir dalam keadaan prematur, terlebih lagi yang terlahir pada usia kehamilan 26 minggu ke bawah, memiliki risiko mengidap autisme cukup tinggi daripada bayi yang terlahir pada usia normal.
  • Seorang anak juga memiliki risiko mengidap autisme apabila ia memiliki saudara kandungnya yang juga pengidap autisme.
  • Usia orang tua yang sudah terlalu tua ketika mengandung diduga pula dapat memicu terjadinya autisme pada anak yang dikandungnya.

Satu hal yang perlu ditekankan kembali, faktor-faktor tersebut saat ini belum dapat dipastikan 100% benar. Para ahli dan peneliti masih berupaya untuk mempelajari lebih lanjut lagi mengenai penyebab utama terjadinya autisme ini.

Ampuh! Ini Dia Vitamin Terbaik untuk Anak Telat Bicara

Vitamin untuk Anak Telat Bicara

Vitamin untuk Anak Telat Bicara – Masa-masa dimana buah hati kita mengucapkan kata pertamanya adalah momen yang sangat berharga. Tentu hampir semua orang tua akan menunggu-nunggu masa itu tiba.

Namun, bagaimana apabila masa tersebut tak kunjung tiba juga? Padahal jika melihat usianya, seharusnya ia sudah bisa mengucapkan satu dua kosa kata. Bisa jadi anak Anda memang memiliki keterlambatan dalam berbicara.

Anak telat bicara adalah suatu kondisi pada anak dimana ia masih belum mampu mengucapkan kosa kata atau memahami kosa kata yang diucapkan orang lain pada usia-usia tertentu. Beberapa penyebabnya antara lain masalah pendengaran, penerus impuls ke otak, gangguan perkembangan otak, atau organ pembuat suara.

Pada dasarnya, perkembangan kemampuan bicara anak adalah suatu hal yang relatif. Setiap anak akan memasuki tahap belajar bicara di usia yang berbeda-beda. Beberapa patokan kemampuan bicara anak yang dapat diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Pada usia sekitar 3 bulan, Bayi biasanya sudah mampu mengeluarkan suara yang tidak mempunyai arti (bahasa bayi). Dia juga sudah mulai mengenali suara orang tuanya dan mulai memperhatikan raut wajah orang yang berbicara kepadanya.
  2. Pada usia 6 bulan, bayi mulai mampu mengeluarkan suara yang berbeda-beda dan sering kali terdengar jelas suku katanya. Contohnya seperti “ma-ma”, “ba-ba”, “da-da”, dan sebagainya.
  3. Pada usia 9 bulan, bayi baru akan memahami beberapa kata dasar yang sederhana seperti “iya”, “nggak”, “mama”, “mau”, dan lain sebagainya.
  4. Pada usia 12 bulan, bayi akan mengucapkan panggilan kepada orang tuanya dan menirukan kosa kata yang sering diulang-ulang. Bayi juga sudah mulai memahami kalimat perintah sederhana seperti “ayo ke sini” atau “ambil mainannya”.
  5. Pada usia 18 bulan, bayi akan menunjukan benda-benda yang sudah mereka ketahui ketika Anda menyebutkannya. Selain itu, anak berusia 18 bulan juga setidaknya mampu mengucapkan 10 kosa kata, walaupun belum sempurna.
  6. Pada usia 2 tahun, mereka seharusnya sudah mampu berbicara menggunakan dua kosa kata seperti “mau maem”. mereka juga seharusnya sudah mampu mengucapkan sekitar 50 kosa kata.
  7. Dan pada usia 3-5 tahun, mereka akan berada di puncak dalam memahami bahasa. Kosa kata yang mereka pelajari akan semakin bertambah dengan cepat. Sampai akhirnya mereka bisa berkomunikasi dengan cukup baik.

Brainking Plus, Vitamin Untuk Anak Telat Bicara

Brainking Plus (sekarang berganti nama menjadi bking) merupakan produk herbal terbaik bagi perkembangan otak dan syaraf. Produk ini diolah dari 100% bahan-bahan alami pilihan yang terseleksi kualitasnya. Sehingga, selain aman dikonsumsi, Brainking Plus juga telah terbukti kegunaannya.

Brainking Plus telah dipercaya sebagai pelopor vitamin otak di Indonesia dengan kualitas nomor satu. Sudah banyak sekali testimoni-testimoni positif yang menunjukan betapa dahsyatnya manfaat dari produk kami ini.

Peran utama dari Brainking Plus ini adalah untuk memperbaiki perkembangan pada otak dan syaraf manusia. Karenanya, produk ini dapat membantu memperbaiki gangguan perkembangan otak serta penerus impuls ke otak pada anak telat bicara.

Tidak hanya dikenal sebagai vitamin untuk anak telat bicara, Brainking Plus juga telah terbukti mampu membantu menangani gangguan perkembangan lainnya. Mulai dari mengatasi masalah autisme, ADHD (anak hiperaktif), cerebral palsy, down syndrome, serta berbagai gangguan perkembangan otak dan syaraf lainnya.

Komposisi Brainking Plus

Seperti yang sudah disebutkan di atas, Brainking Plus terbuat dari 100% bahan-bahan alami yang terseleksi demi memperoleh kualitas terbaik. Oleh sebab itulah Brainking Plus sangat bermanfaat, halal dan juga aman dikonsumsi.

Berikut beberapa komposisi Brainking Plus:

  • Daun Pegagan (Centella Asiatica) : 70 mg
  • Pohon Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii) : 70 mg
  • Buah Mengkudu (Morinda) : 60 mg
  • Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) : 30 mg
  • Tanaman Sambiloto (Andrographis peniculata) : 20 mg
  • Ekstrak Buah Salak (Solacca Edulis Fructus extract) : 0,3 ml
  • Ekstrak Buah Apel (Pyrus Malus Extract) : 03 ml
  • Madu Asli (Mel Depuratum) : 1 ml
  • Bakteri Asam Laktat (Lactobasillus acidophylus) : 0.025ml

Mendidik Anak Hiperaktif dan ADHD Demi Masa Depannya yang Lebih Baik

mendidik anak hiperaktif

Mendidik Anak Hiperaktif – ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) merupakan suatu kondisi dimana penderitanya mengalami gangguan perkembangan dengan gejala jangka panjang yang di antaranya berupa hiperaktif dan kesulitan untuk fokus pada suatu hal.

Ada tiga syarat seseorang dapat dikatakan sebagai anak hiperaktif atau bukan. Syarat tersebut berupa gejala-gejala utama yang akan dialami oleh penderita hiperaktif. Ketiga gejala tersebut di antaranya adalah inatensi, hiperaktif, dan impulsif. Lanjutkan membaca →

Brainking Plus, Solusi Pengobatan Cerebral Palsy Pada Anak

Pengobatan Cerebral PalsySolusi Pengobatan Cerebral Palsy Pada Anak Paling Ampuh – Menyadari akan gejalanya, juga melakukan penanganan serta pengobatan Cerebral Palsy tentu perlu dilakukan sesegera mungkin. Hal itu perlu dilakukan sebelum tingkat keparahan penyakit ini semakin berat dan menyebabkan ia semakin sulit ditangani.

Pengertian Cerebral Palsy (Lumpuh Otak)

Cerebral Palsy lebih akrab dikenal dengan sebutan Lumpuh Otak. Penyakit ini merupakan suatu kondisi dimana otak dan sel saraf mengalami gangguan perkembangan sehingga mempengaruhi fungsi kerja otak, laju belajar, kemampuan berpikir, pengelihatan, pendengaran, serta kinerja otot penderitanya.

Tidak semua penderita Cerebral Palsy mengalami tingkat keparahan yang serupa. Tingkat keparahan penyakit ini dapat berbeda-beda. Sebagian mengalami kondisi yang cukup ringan, dan tak sedikit pula yang mengalami kondisi yang sangat berat.

Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab utama dari Cerebral Palsy. Beberapa ahli mengatakan bahwa Cerebral Palsy dapat terjadi akibat adanya penyakit, infeksi kesehatan pada ibu hamil, cedera otak pada saat bayi dalam kandungan atau saat melahirkan, akibat bayi terlahir prematur, dan faktor-faktor lainnya.

Ciri-ciri dan Gejala Cerebral Palsy (Lumpuh Otak)

Sebelum kita membahas pengobatan cerebral palsy, mari kita lihat dulu apa ciri-cirinya. Ada beberapa ciri dan gejala yang bisa dideteksi jika seorang anak menderita gangguan Cerebral Palsy ini. Sering kali, ciri dan gejala Cerebral Palsy akan mulai terlihat sebelum penderitanya berusia 3 tahun. Berikut beberapa ciri dan gejalanya.

#1. Penderita Cerebral Palsy Tidak Mampu Menggerakkan Bagian Tubuh Tertentu (Lumpuh)

Anak-anak yang menderita Cerebral Palsy tidak mampu mengkoordinasikan atau menggerakan anggota tubuh tertentu dengan baik. Contohnya seperti tidak mampu berdiri dengan tegak saat seharusnya sudah mampu berdiri, tidak mampu mengangkat kepalanya sendiri, dan sebagainya.

#2. Penderita Cerebral Palsy Mengalami Kesulitan Dalam Melakukan Aktifitas Fisik Tertentu

Anak-anak yang menderita Cerebral Palsy juga akan mengalami kesulitan saat melakukan beberapa aktifitas fisik tertentu yang seharusnya dapat dilakukan dengan mudah dan dengan sendirinya. Misalnya seperti kesulitan ketika buang air, kesulitan saat makan, atau bahkan kesulitan dalam bernafas.

#3. Penderita Cerebral Palsy Memiliki Kemampuan Kognitif yang Rendah

Sering kali, anak-anak penderita Cerebral Palsy memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Akan tetapi ini bukanlah ciri mutlak, sebab beberapa anak penderita Cerebral Palsy dapat tumbuh dan berkembang dengan kemampuan kognitif yang normal.

#4. Penderita Cerebral Palsy Mempunyai Otot yang Kaku atau Sangat Lunglai

Otot-otot pada bagian tertentu, seperti kaki dan bagian lainnya akan terasa kaku. Begitu pula dengan tonus otot yang juga terasa kaku atau justru sebaliknya menjadi sangat lunglai. Sedangkan refleks otot masih normal atau bisa berlebih.

#5. Penderita Cerebral Palsy Mengalami Keterlambatan Dalam Tumbuh Kembangnya

Selain memiliki gangguan pada masalah otot, anak-anak penderita Cerebral Palsy juga mempunyai masalah dalam hal tumbuh kembangnya. Perkembangan otak, sel saraf, dan motoriknya terhambat sehingga sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

Pengobatan Cerebral Palsy (Lumpuh Otak)

Brainking Plus, Solusi Pengobatan Cerebral Palsy
Brainking-Indonesia.Com

Dalam dunia medis, obat-obatan kimia untuk pengobatan Cerebral Palsy masih belum ditemukan. Obat-obatan kimia hanya diberikan sebatas untuk mengurangi gejalanya semata. Namun di sisi lain, obat-obatan kimia jelas akan memberikan banyak dampak negatif, terutama bagi masa depan sang anak.

Oleh karena itu, BRAINKING PLUS hadir sebagai solusi. Jawaban bagi jutaan anak-anak penderita Cerebral Palsy dan Anak Berkebutuhan Khusus lainnya. BRAINKING PLUS satu-satunya pilihan yang terbukti aman dan paling efektif dalam menangani masalah perkembangan otak dan saraf.

Tidak seperti obat-obatan kimia yang berdampak buruk bagi masa depan sang anak, BRAINKING PLUS dibuat dari 100% herbal pilihan yang aman dikonsumsi. BRAINKING PLUS telah menyelamatkan masa depan jutaan anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk dalam pengobatan Cerebral Palsy.

Kenali Gejala Anak Hiperaktif dan ADHD sejak Dini

Gejala Anak Hiperaktif dan ADHD

Kenali Gejala Anak Hiperaktif dan ADHD sejak Dini – ADHD merupakan suatu gangguan perkembangan pada anak yang disertai dengan adanya gejala-gejala tertentu seperti hiperaktif dalam beraktifitas. Di Indonesia sendiri, penderita ADHD ini kerap dikenal dengan istilah anak hiperaktif.

Perlu diketahui, pada dasarnya tidak semua anak-anak hiperaktif merupakan penderita ADHD. Namun, anak-anak yang menderita gangguan perkembangan ADHD sudah pasti tergolong ke dalam kategori anak hiperaktif.

Anak hiperaktif dan ADHD termasuk jenis gangguan yang bersifat jangka panjang. Gejalanya akan terus ada, bahkan ketika sang anak tumbuh dewasa. Siapa saja berpotensi mengalami gangguan ini. Namun sering kali ADHD diderita oleh anak-anak yang mempunyai gangguan belajar.

Gejala Anak Hiperaktif dan ADHD

Para peneliti mengungkapkan bahwa gejala ADHD yang dialami saat dewasa sebenarnya sudah ada sejak fase kanak-kanak. Selain itu, gejala ADHD juga lebih mudah terdeteksi pada anak-anak ketimbang orang dewasa. Itulah sebabnya mengapa gejala ADHD perlu dikenali sejak dini.

Kadang kala, gejala ADHD yang dialami oleh orang dewasa akan sama seperti gejala ADHD pada anak-anak, namun dengan intensitas yang berbeda tentunya. Biasanya, orang dewasa yang menderita ADHD tidak terlalu tampak hiperaktif, namun ia lebih kesulitan dalam berkonsentrasi.

Untuk mengetahui gejala-gejala anak hiperaktif dan ADHD, kami sengaja merangkum beberapa poin penting mengenai apa saja gejala yang akan terlihat dari seorang anak hiperaktif dan penderita ADHD. Berikut pembahasannya.

#1. Kesulitan Dalam Berkonsentrasi

Penderita ADHD, baik anak-anak maupun orang dewasa, biasanya mereka akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Pikiran serta perhatian mereka akan dapat dengan mudah teralihkan dengan hal-hal lain di sekitarnya.

Anak-anak hiperaktif yang menderita ADHD biasanya akan sulit untuk diajak berkomunikasi, belajar, dan fokus pada satu aktifitas tertentu. Apa-apa yang ada di sekitarnya selalu saja bisa membuat pikirannya teralihkan dengan begitu mudahnya.

#2. Tidak Mau Mematuhi Intruksi

Ada satu gejala anak hiperaktif dan ADHD yang sepintas terkesan mirip dengan penderita autisme. Mereka seolah-olah memiliki dunianya sendiri. Meskipun sebetulnya hal ini berangkat dari kondisi yang berbeda, namun mereka sering kali akan mengabaikan perintah dan intruksi. Apa-apa yang dilakukannya hanya sesuai dengan keinginannya sendiri.

#3. Cenderung Tidak Mendengarkan

Bukan berarti penderita ADHD memiliki gangguan pada indera pendengarannya. Mereka hanya tidak mau untuk mendengarkan pembicaraan. Gejala itu timbul akibat adanya gangguan perkembangan pada fungsi kerja otaknya.

#4. Sulit Untuk Diam dan Terlihat Gelisah

Sesuai dengan namanya, anak-anak penderita ADHD tentu merupakan anak-anak yang hiperaktif. Mereka akan kesulitan untuk diam, sekalipun itu hanya 5 atau 10 menit saja. Mereka akan terus bergerak, berbicara, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, atau memainkan benda-benda di sekitarnya.

Selain itu, anak-anak hiperaktif juga akan terlihat gelisah. Walaupun tidak ada sesuatu yang mengganggunya, mereka akan menunjukan ekspresi gelisah dan tidak tenang. Biasanya itu akan nampak dari raut wajahnya.

#5. Tidak Sabaran

Gejala anak hiperaktif dan ADHD lainnya adalah karakternya yang tidak sabar. Dalam melakukan suatu aktifitas, mereka akan selalu terlihat tergesa-gesa. Juga ketika menginginkan sesuatu, mereka akan terlihat begitu ingin segera memilikinya.

Selain kelima gejala tadi, masih banyak lagi gejala-gejala lain yang biasanya terlihat pada anak-anak hiperaktif dan penderita ADHD. Kenali gejalanya sejak dini dan segera lakukan penanganan terbaik agar keadaannya tidak semakin memburuk.

BRAINKING PLUS merupakan solusi terbaik bagi anak-anak hiperaktif dan ADHD. BRAINKING PLUS sendiri adalah produk herbal yang sengaja dibuat untuk mengatasi berbagai masalah perkembangan sel saraf dan otak, seperti ADHD.

Khasiat BRAINKING PLUS telah dibuktikan oleh jutaan testimoni positif. Mereka yang telah mencobanya telah berhasil mengalami perkembangan, bahkan terlepas dari gangguan ADHD atau gangguan-gangguan perkembangan lainnya.

Hanya dapatkan produk asli pada agen resmi seperti kami. Berikan nutrisi terbaik bagi anak Anda demi kelancaran perkembangan dan pertumbuhannya.

5 jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Yang Berkaitan Dengan Gangguan Pada Perkembangan Otak dan Syarafnya

Jenis Anak Berkebutuhan Khusus yang Terganggu Perkembangan Otaknya

Jenis Anak Berkebutuhan Khusus Berkaitan Dengan Perkembangan Otak – Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah suatu kondisi dimana seorang anak membutuhkan perhatian khusus yang lebih menyeluruh dan spesifik oleh lingkungan sekitarnya. Anak Berkebutuhan Khusus memiliki gangguan dalam tumbuh kembangnya, sehingga ia tampak berbeda dengan anak-anak normal kebanyakan.

Pada tahun 2015 lalu, jumlah Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia menyentuh angka 1,6 jiwa. Data tersebut tersimpan dalam Data Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud. Diperlukan pemahaman dan penanganan yang baik demi menemukan solusi terbaik.

Tidak selalu berbeda dari segi fisik semata, Anak Berkebutuhan Khusus juga bisa terlihat lain dari segi emosional, mental, bahkan sosial. Karena itu, Anak Berkebutuhan Khusus membutuhkan pendidikan khusus untuk membantu perkembangannya.

Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang Memiliki Gangguan Perkembangan Pada Otak dan Syarafnya

Anak Berkebutuhan Khusus dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Setiap jenis gangguan Anak Berkebutuhan Khusus mempunyai ciri dan gejalanya masing-masing. Berikut beberapa jenis Anak Berkebutuhan Khusus yang memiliki gangguan perkembangan pada otak dan syarafnya.

#1. Autis atau Autisme

Autis atau Autisme merupakan salah satu jenis gangguan pada syaraf yang permasalahannya sangat kompleks. Ia ditandai dengan beberapa gejala seperti kesulitan dalam berkomunikasi, berinteraksi, bersosial, serta tingkah laku yang terbatas.

#2. Asperger Disorder (AD)

Pada dasarnya, Asperger Disorder (AD) ini termasuk ke dalam kategori autisme, dimana penderita akan mengalami kesulitan yang sama dalam berkomunikasi, berinteraksi, bersosial, serta perilakunya. Hanya saja, ia cenderung lebih ringan jika dibandingkan dengan autisme yang dikenal sebagai High-fuctioning autism.

Salah satu perbedaan antara Asperger Disorder (AD) dengan autisme terletak pada kemampuan berbahasanya. Ketimbang penderita autisme, anak-anak yang mengalami Asperger Disorder (AD) memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik.

Walaupun begitu, penderita Asperger Disorder (AD) tidak bisa disebut baik dalam berkomunikasi. Intonasi bicaranya tampak datar, wajahnya kurang berekspresi, dan sering kali ia hanya akan berbicara mengenai hal-hal yang ia minati saja.

#3. Rett’s Disorder (Sindrom Rett)

Rett’s Disorder atau Sindrom Rett merupakan gangguan perkembangan pada fisik, mental, dan sosial yang muncul pada usia balita. Sindrom ini menyerang anak-anak yang sebelumnya normal, namun seiring perkembangannya, ia malah mengalami kemunduran.

Koordinasi motoriknya semakin menurun seiring dengan menurunnya kemampuan bersosial. Salah satu gejalanya ialah dimana seorang anak kehilangan kemampuan berbahasanya secara tiba-tiba. Anak Berkebutuhan Khusus jenis ini didominasi oleh anak perempuan.

#4. Attention Deficit Disorder with Hyperactive (ADHD) atau Hiperaktif

Di Indonesia, ADHD lebih dikenal dengan sebutan anak hiperaktif. Namun perlu diketahui sebelumnya, bahwa tidak semua anak hiperaktif menderita ADHD. Sedangkan penderita ADHD sudah pasti tergolong anak hiperaktif.

Anak Berkebutuhan Khusus jenis ini sangat sulit untuk diam dan tenang. Penderita ADHD selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, bergerak-bergerak, atau memainkan benda-benda. Mereka sangat tidak bisa diam, sekalipun itu hanya 5 atau 10 menit saja.

Konsentrasi dan fokus anak penderita ADHD sangat mudah pecah. Mereka tidak mampu berkonsentrasi dengan baik, cepat bingung, pikirannya kacau, dan tidak mempedulikan perintah atau arahan dari orang-orang di sekitarnya.

#5. Cerebral Palsy (Lumpuh Otak)

Cerebral Palsy atau lumpuh otak merupakan gangguan pada otot, gerakan, atau bahkan postur tubuh akibat adanya perkembangan yang tidak normal, cedera atau kerusakan pada otak (brain injury).

Kerusakan otak yang ada biasanya sudah terjadi sejak masa kehamilan. Namun gejalanya baru akan tampak ketika sang anak masih dalam keadaan bayi atau bahkan usia pra sekolah. Kerusakan pada otak yang terjadi akan mempengaruhi fungsi kerja motorik.

5 Penyebab Anak Telat Bicara dan Bagaimana Cara Menanganinya

Penyebab Anak Telat Bicara dan Bagaimana Cara Menanganinya

Penyebab Anak Telat Bicara dan Bagaimana Cara Menanganinya – Telat bicara merupakan suatu kondisi pada anak yang usianya telah lebih dari 2 tahun, namun ia masih belum mampu berkomunikasi dengan baik (menyatakan keinginannya dengan baik dengan kosa kata) atau bahkan hanya mampu mengucapkan satu dua patah kata saja.

Bagi anak-anak pada umumnya, pada usia 1,5 tahun mereka seharusnya sudah mampu mengucapkan secara konsisten setidaknya 5 kosa kata yang tidak asing baginya. Misalnya seperti mengucapkan kata mama, papa, mau, pangku, minum, dan sebagainya.

Kemudian di usia 2 tahun, anak-anak pada umumnya seharusnya sudah mampu mulai merangkai kalimat dari kata-kata yang sederhana. Contohnya seperti “bunda mau minum”, “kakak main bola”, “ayah naik mobil” dengan maksud meminta.

Permasalahan anak terlambat bicara dialami sekitar 5 hingga 10 persen anak-anak balita dan pra sekolah. Menurut data yang ada, anak-anak laki-laki lebih dominan mengalami permasalahan terlambat bicara ketimbang anak-anak perempuan.

Penyebab Anak Telat Bicara

Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab seorang anak mengalami masalah terlambat bicara. Faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab masalah terlambat bicara pada anak di antaranya adalah sebagai berikut.

#1. Memiliki Masalah Keturunan

Salah satu faktor yang dianggap menjadi penyebab masalah keterlambatan bicara pada anak adalah faktor keturunan. Biasanya, anak yang mengalami keterlambatan bicara mempunyai riwayat keturunan yang memiliki gangguan serupa. Namun faktor ini masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.

#2. Terlalu Banyak Menonton di Televisi

Televisi adalah penyakit. Mungkin seperti itulah ucapan yang pantas diucapkan untuk menggambarkan keadaan saat ini. Akibat televisi, anak-anak akan mengalami banyak gangguan perkembangan pada otaknya.

Anak-anak yang terlalu sering menonton televisi akan menjadi pendengar yang bersifat pasif. Mereka hanya akan memperoleh informasi tanpa mencernanya terlebih dahulu. Aktifitas seperti itu sangat mempengaruhi perkembangan otak pada anak.

Lebih dari itu, anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi bisa memperoleh dampak buruk lainnya. Mereka bisa saja melihat tontonan kekerasan, pelecehan, seksual, dan sebagainya yang mengakibatkan anak menjadi traumatis.

#3. Kurangnya Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak

Kesadaran orang tua untuk senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi dengan sang buah hati sangat dibutuhkan. Komunikasi yang baik antara orang tua dan buah hati dapat merangsang perkembangan anak dalam memperbanyak kosa kata yang ia miliki.

#4. Mempunyai Masalah Pada Indera Pendengaran

Masalah pada indra pendengaran juga merupakan salah satu penyebab anak telat bicara. Kondisi ini jelas bisa mempengaruhi kemampuan sang anak dalam belajar untuk berkomunikasi. Pendengaran yang bermasalah (sering kali akibat infeksi pada telinga) akan mengakibatkan anak kesulitan dalam mendengar, meniru, memahami, serta mempergunakan kosa kata.

#5. Mengalami Gangguan Dalam Perkembangan Otak

Terdapatnya gangguan dalam perkembangan otak juga sering menjadi penyebab utama terjadinya masalah terlambat bicara pada anak. Perkembangan pada otak, terutama pada bagian oral-motor yang terganggu dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk berkomunikasi.

Setelah kita mengetahui berbagai penyebab anak telat bicara, kini saatnya kita membahas cara mengatasinya. Salah satu cara mengatasi gangguan dalam perkembangan otak anak adalah dengan memberikannya BRAINKING PLUS. BRAINKING PLUS merupakan nutrisi otak terbaik bagi anak untuk mengoptimalkan fungsi kerja otak dan perkembangannya.

Solusi dan Cara Menangani Anak Telat Bicara

Solusi Penanganan Anak Terlambat Bicara

Penanganan anak telat bicara sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Harapannya tak lain agar gejala yang dialami sang anak tidak bertambah parah. Jika sekiranya orang tua menemukan gejala keterlambatan bicara pada anak, maka cobalah untuk segera melakukan penanganan berikut.

#1. Melakukan konsultasi ke dokter atau psikolog

#2. Perbanyak waktu dan kesempatan bagi anak untuk bermain sekaligus berinteraksi dengan teman-teman seusianya.

#3. Sudah sepatutnya orang tua sering berkomunikasi dengan sang buah hati sekalipun ia belum bisa berkomunikasi dengan baik.

#4. Ajarkan kosa kata kepada sang buah hati dengan pengucapan yang jelas.

#5. Berikan BRAINKING PLUS untuk memenuhi asupan nutrisi otak demi mengoptimalkan fungsi kerja otak serta mengatasi gangguan pada perkembangan otak.

Brainking Plus Solusi Terbaik Pengobatan Autisme

Dalam istilah kedokteran, autis atau autisme dikenal dengan istilah Autism Spectrum Disorder (ASD). Autis merupakan suatu kelainan dimana perkembangan sel saraf anak mengalami gangguan. Sehingga ditandai dengan keterbatasan dalam berkomunikasi, interaksi, serta tingkah lakunya sehari-hari.

Di Indonesia sendiri, pada tahun 2010 lalu, terdapat sekitar 2.400.000 orang yang mengidap autisme dari 237.500.000 penduduk Indonesia. Dalam kata lain, hampir 1 persen masyarakat Indonesia merupakan pengidap autisme.

Oleh karena itu, sangat penting untuk senantiasa mewaspadai gejala autisme sejak usia dini. Terlambat sedikikt saja dalam penanganan autisme dapat berakibat fatal terhadap masa depan sang buah hati.

Gejala-gejala Autis biasanya akan mulai terlihat ketika seorang anak memasuki usia ketiganya. Gejala-gejala autisme yang akan tampak biasanya dicirikan dengan komunikasi yang kurang baik, jarang berinteraksi, atau sering melakukan aktifitas berulang.

Solusi Penanganan Serta Pengobatan Autisme

Pengobatan Autis
www.breakthrough-generation.com

Betul adanya bahwa autisme tidak bisa disembuhkan dengan obat farmasi. Bidang kedokteran belum menemukan obat-obatan kimia yang mampu menyembuhkan autisme. Terlebih lagi kelainan ini tidak bisa dikategorikan sebagai penyakit.

Namun Anda tak perlu khawatir. Bukankah sangat tidak masuk akal apabila Tuhan yang Maha Adil menciptakan suatu masalah tanpa memberikan jalan keluarnya? Walaupun autisme tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan kimia, namun kelainan ini tetap bisa diatasi.

Beberapa cara penanganan autisme yang bisa dilakukan antara lain ialah sebagai berikut:

#1. Pengobatan Biomedik dan Obat-obatan

Pengobatan biomedik merupakan cara penanganan autisme menggunakan obat-obatan kimia dari dokter. Teknik pengobatan seperti ini tidak menyembuhkan, hanya sebatas mengurangi gejala akibat autis yang diderita. Karena seperti yang kita ketahui, belum ada obat dokter yang bisa menyembuhkan autisme.

Selain keefektifannya yang kurang baik, pengobatan biomedik seperti ini juga memiliki banyak efek samping. Pengobatan seperti ini akan sangat mempengaruhi masa depan penderita autis. Terlalu beresiko bagi anak-anak penderita autis yang masih di bawah umur.

#2. Terapi Perilaku dan Komunikasi

Terapi perilaku dan komunikasi merupakan teknik penanganan autisme yang lebih aman ketimbang pengobatan biomedik. Namun pemilihan terapi seperti ini tidak akan memperbaiki kerusakan atau gangguan pada perkembangan saraf anak penderita autisme dan membutuhkan waktu yang lama.

Perlu diketahui, tujuan dari terapi perilaku dan komunikasi adalah membangun tingkah laku anak agar lebih terstruktur. Selain itu, terapi ini juga akan meningkatkan kemampuan anak penderita autis dalam berkomunikasi dan berinteraksi.

Terapi perilaku dan komunikasi meliputi beberapa jenis, di antaranya adalah terapi ABA (Applied Behavior Analysis), terapi okupasi, terapi wicara, terapi sosial, terapi fisik, terapi bermain, dan yang terakhir adalah terapi perkembangan.

#3. Konsumsi Brainking Plus

Brainking Plus disebut-sebut sebagai pelopor nutrisi otak di Indonesia. Produk yang sangat efektif dalam menangani autisme serta berbagai masalah otak dan saraf lainnya ini merupakan temuan anak bangsa dan telah dikenal sebagai nutrisi otak terbaik yang pernah ada.

Dari sekian banyak cara penanganan autisme, Brainking Plus-lah yang menjadi solusi terbaik dalam menangani masalah autisme. Selain itu, Brainking Plus dibuat dari olahan berbagai macam bahan alami yang aman dikonsumsi, sehingga tidak memiliki efek samping.

Selama lebih dari 10 tahun Brainking Plus berdiri, produk ini telah mengalami banyak sekali penyempurnaan. Dan selama itu pula, Brainking Plus telah mendapatkan banyak sekali testimoni positif dalam menangani autisme serta masalah gangguan otak lainnya.

Jutaan anak penderita autisme telah terbantu dengan kehadiran Brainking Plus. Khasiat yang terbukti dan keamanan yang terjamin menjadi alasan mengapa produk ini sangat layak dipilih untuk menangani masalah autisme.

Tidak hanya autisme, Brainking Plus juga sangat berguna dalam menangani berbagai masalah otak lainnya. Mulai dari hiperaktif, ADHD, Cerebral Palsy (lumpuh otak), down syndrome, mengobati berbagai penyakit, bahkan hingga mampu meningkatkan kecerdasan.