Kebiasaan-kebiasaan Buruk Penyebab Pengecilan Otak

Pengecilan Otak
Sumber : Culturedecanted.Com

Pengecilan otak? Mungkin bagi sebagian orang hal ini masih terdengar sangat asing. Namun seperti itulah faktanya. Percaya atau tidak, otak manusia dapat mengalami penyusutan seiring bertambahnya usia. Tentu saja hal itu memiliki dampak buruk bagi kesehatan tubuh penderitanya.

Ada beberapa faktor yang berpotensi menjadi penyebab pengecilan otak seseorang. Faktor penyebab tersebut di antaranya adalah penyakit alzheimer, terdapat tekanan yang tinggi dalam kepala, terdapat desakan akibat hidrosefalus, dan sebagainya.

Selain itu, berbagai macam kebiasaan buruk yang sering dilakukan diyakini pula dapat menjadi pemicu terjadinya pengecilan otak. Bahkan akibat kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, pengecilan otak dapat terjadi di usia yang terbilang muda.

Kebiasaan-kebiasaan Buruk Penyebab Pengecilan Otak

Berikut ini merupakan beberapa kebiasaan buruk yang diyakini mampu menjadi pemicu terjadinya pengecilan otak.

#1. Akibat Stres Berkepanjangan

Orang yang sering merasa stres dan terjadi secara berkepanjangan sangat rentan mengalami pengecilan otak di masa tuanya kelak. Biasakan diri Anda untuk lebih tenang dalam menghadapi berbagai masalah maupun tekanan demi kesehatan otak Anda.

#2. Sering Begadang

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa otak manusia tidak berhenti bekerja di saat pemiliknya tertidur. Akan tetapi, otak yang dipaksakan untuk bekerja dalam keadaan sadar berdampak buruk bagi kesehatannya. Karena itulah orang-orang yang sering begadang berpotensi volume otaknya menyusut.

#3. Akibat Radiasi Ponsel

Penggunaan ponsel saat ini memang telah menjadi kebutuhan yang sangat penting. Mulai dari menghubungi teman dan kerabat, mencari informasi-informasi aktual, hingga untuk kegiatan yang tidak begitu penting seperti bermain game dan berfoto selfie.

Namun sayangnya, ternyata radiasi yang dipancarkan oleh ponsel sangat berbahaya bagi kesehatan otak. Penyakit-penyakit berbahaya seperti pengecilan otak, demensia, hingga tumor otak dapat disebabkan oleh radiasi ponsel, khususnya smartphone yang banyak digunakan saat ini.

#4. Akibat Jarang Sarapan

Volume otak juga dapat menyusut apabila otak kekurangan nutrisi. Sarapan sangat penting untuk menjaga kadar gula darah pada otak, sehingga otak tidak mengalami kekurangan asupan nutrisi. Selain itu, sarapan secara teratur juga dapat mendorong otak untuk dapat bekerja lebih optimal.

#5. Akibat Kebiasaan Merokok

Merokok jelas merupakan kebiasaan yang sangat merugikan kesehatan tubuh, termasuk otak. Sel saraf pada otak dapat mengalami kerusakan yang parah akibat racun-racun dari rokok. Akibatnya, para perokok berpotensi lebih besar mengalami pengecilan otak.

#6. Akibat Sering Mengkonsumsi Makanan yang Tidak Sehat

Mengkonsumsi berbagai makanan yang tidak sehat atau junk food secara berlebih ternyata memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan tubuh kita. Selain dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti stroke, jantung koroner, kolesterol, dan lain sebagainya, junk food juga dapat mengakibatkan volume otak mengecil.

#7. Akibat Kurang Berolahraga

Selain menjaga kesehatan otot dan sendi, berolahraga secara teratur juga sangat baik bagi kesehatan otak. Mereka yang senantiasa berolahraga dengan cukup akan memiliki kondisi otak yang lebih segar, sehingga dapat bekerja lebih optimal.

Namun, akan menjadi suatu bencana ketika seseorang sangat kurang berolahraga. Selain berbagai macam penyakit mengintai, kurang berolahraga juga dapat memicu pengecilan volume otak. Untuk itu, rutinlah berolahraga setiap dengan durasi dan frekuensi yang cukup. Tidak perlu berlebih dan jangan pula sampai kurang.

***

Itulah beberapa kebiasaan buruk yang diyakini sebagai faktor pemicu dalam pengecilan otak. Kurangilah aktifitas-aktifitas buruk dan gantilah dengan kebiasaan yang lebih bermanfaat demi kesehatan di masa tua nanti.

Faktor-faktor Penyebab Autis Pada Anak

Faktor-faktor Penyebab Autis Pada Anak

Faktor-faktor penyebab autis pada anak – Penelitian mengenai autisme sudah sangat sering dilakukan. Namun sayangnya, hingga saat ini penyebab autis pada anak masih belum bisa diketahui secara pasti. Penelitian masih perlu dilakukan lebih lanjut lagi untuk mengetahui apa penyebab utama autis pada anak.

Menurut data yang ada, sekitar 85% anak-anak penderita autis tidak diketahui penyebabnya. Kondisi tersebut dikenal juga dengan istilah idiopathic autism. Walaupun begitu, para ilmuwan juga sudah menduga beberapa faktor yang dianggap berpotensi menjadi pemicu terjadinya autis pada anak.

Seperti yang kita ketahui, autisme merupakan suatu kondisi pada anak dimana terdapat gangguan pada perkembangan sel syarafnya. Akibatnya, hal itu akan mempengaruhi kemampuan sang anak dalam berkomunikasi, tingkah laku dan berinteraksi sosial.

Penyebab Autis Pada Anak

Faktor keturunan (genetika) dan faktor lingkungan diduga mempunyai peranan penting dalam menyebabkan autisme pada anak. Namun pada kasus-kasus lainnya, autisme pada anak juga dapat dipicu karena penyakit lainnya.

Penyebab Autis Pada Anak Karena Faktor Keturunan (Genetika)

Para ahli menduga bahwa faktor keturunan merupakan salah satu pemeran utama dalam menyebabkan autisme pada anak. Hal tersebut diakibatkan karena adanya peningkatan resiko autis pada anak-anak yang memiliki saudara pengidap autis pula.

Hal itu juga terbukti melalui fakta banyaknya pengidap autisme pada anak kembar identik yang memiliki gen serupa. 90% Anak pengidap autis memiliki saudara kembar yang mengidap autis pula. Selain itu, jika seorang anak memiliki saudara yang mengidap autisme, maka ia juga memiliki potensi lebih tinggi untuk mengidap autisme.

Penyebab Autis Pada Anak Karena Faktor Lingkungan

Selain faktor keturunan (genetika), faktor lainnya yang diduga memiliki peranan penting dalam menyebabkan autisme adalah faktor lingkungan. Walaupun masih dalam proses penelitian lebih lanjut, namun faktor lingkungan diduga kuat mampu memicu autisme pada anak.

Faktor lingkungan yang dimaksud meliputi banyak hal, di antaranya adalah kondisi usia orang tua, riwayat kesehatan keluarga, komplikasi ketika masa kehamilan dan kelahiran, hingga infeksi virus, racun serta polusi yang mencemari lingkungan sekitarnya.

Faktor-faktor Lainnya yang Juga Diduga Menjadi Penyebab Autis Pada Anak

Faktor-faktor yang menyebabkan seorang anak mengidap autis sering kali berbeda-beda kondisinya. Itulah sebabnya para ahli kesulitan untuk memastikan faktor penyebab utama autis pada anak. Autisme diduga timbul dan dipicu oleh faktor-faktor yang berbeda pada setiap pengidapnya.

Melihat kasus-kasus pengidap autisme yang telah ada, para ahli mulai menyimpulkan beberapa faktor lain yang juga diduga dapat memicu terjadinya autisme pada anak. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

  • Melihat autisme yang lebih banyak dialami oleh anak laki-laki, para ahli mengungkapkan bahwa anak laki-laki berpotensi 4 hingga 5 kali lebih besar terserang autisme ketimbang anak-anak perempuan.
  • Orang tua yang mengidap autisme berisiko memiliki anak pengidap autisme pula. Kadang kala, autisme juga dipicu karena orang tua atau riwayat keturunan sebelumnya memiliki gangguan komunikasi dan sosial.
  • Mengkonsumsi beberapa jenis obat-obatan kimia, minuman keras, dan sebagainya selama dalam masa kehamilan juga diduga dapat menjadi penyebab autisme pada anak.
  • Autisme juga dapat timbul karena dipicu oleh gangguan-gangguan perkembangan lainnya seperti Cerebral Palsy (lumpuh otak), down syndrome, sindrom Tourette, neurofibromatosis, distrofi otot, dan lain sebagainya.
  • Bayi yang terlahir dalam keadaan prematur, terlebih lagi yang terlahir pada usia kehamilan 26 minggu ke bawah, memiliki risiko mengidap autisme cukup tinggi daripada bayi yang terlahir pada usia normal.
  • Seorang anak juga memiliki risiko mengidap autisme apabila ia memiliki saudara kandungnya yang juga pengidap autisme.
  • Usia orang tua yang sudah terlalu tua ketika mengandung diduga pula dapat memicu terjadinya autisme pada anak yang dikandungnya.

Satu hal yang perlu ditekankan kembali, faktor-faktor tersebut saat ini belum dapat dipastikan 100% benar. Para ahli dan peneliti masih berupaya untuk mempelajari lebih lanjut lagi mengenai penyebab utama terjadinya autisme ini.